“Monitoring Protokol TCP dan UDP”
1. Protokol
TCP
Transmission Control Protocol (TCP) adalah
suatu protokol yang
berada di lapisan transpor (baik itu dalam tujuh lapis model referensi OSI atau model DARPA) yang berorientasi
sambungan (connection-oriented) dan dapat diandalkan (reliable). TCP
dispesifikasikan dalam RFC 793.
TCP mempunyai
karakteristik sebagai protokol yang berorientasi koneksi (Connection oriented).
Sebelum terjadi proses tranfer data, maka yang pertama dilakukan adalah kedua
belah pihak melakukan call request dan call accept. Protokol TCP menggunakan
jalur data full duplex yang berarti antara kedua host terdapat dua buah jalur,
jalur masuk dan jalur keluar sehingga data dapat dikirimkan secara simultan.
Sebuah circuit virtual disiapkan
sebelum packet-packet dikirimkan. Pada masing-masing packet terdapat virtual
circuit identifier yang berisi alamat tujuan packet tersebut. Data yang
dikirimkan dalam sebuah protokol TCP maka akan diurutkan dengan sebuah nomor
urut dan akan mengharap packet positive acknowledgment. Apabila tidak ada
packet positive acknowledgment, maka packet akan dikirim ulang. Oleh karena
itu, protokol TCP reliable. Akan tetapi karena harus mengecek setiap packet
yang dikirmkan, maka protokol TCP relatif lambat. Pada TCP, hanya bisa
melakukan koneksi one-to-one dan tidak bisa melakukan koneksi one-to-many.
Karena rute-rute packet sudah ditentukan sebelumnya, maka akan lebih sulit bagi
jaringan untuk beradaptasi dengan kemacetan. Untuk mengatasi hal tersebut TCP memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu
waktu, yang akhirnya membuat "macet" jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layananflow control yang dimiliki oleh pihak pengirim
yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan
pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak
dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima, yang
mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak
penerima.
Melakukan monitoring Protokol TCP dengan menggunakan sebuah
aplikasi wireshark , dengan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut :
1.
Buka
aplikasi wireshark pada device anda , setelah masuk aktif pada jendela
wireshark maka kita bisa memulai dengan memilih interface yang
akan digunakan untuk meng-capture paket-paket yang berlalu lalang dijaringan.
Pemilihan interface ditentukan dari paket-paket yang berjalan seperti gambar
dibawah ini. pilih dan klik Menu Capturesà Interfaces , lalu pilih yang akan di captures saya memilih
Microsoft (centang) lalu OK
2.
Setelah
mengaktifkan pengcapturan ,maka akan muncul halaman awal seperti berikut ini :
3.
Lalu pada Filter ketikkan
perintah : tcp dan akan tampil seperti gambar di bawah ini :
Proses Koneksi TCP
Pada saat Setup Koneksi
1.client mengirimkan kontrol TCP SYN ke server, dengan memberikan sequence
number inisial
2.server menerima TCP SYN, dan membalasnya dengan kontrol SYNACK
• ACK yang menyatakan telah menerima SYN
• mengalokasikan buffer
• menghasilkan sequence number untuk ke client
Pada saat Menutup Koneksi
1.client mengirim kontrol TCP FIN ke server
2.server menerima FIN, dan membalas dengan ACK. Menutup koneksi
dan mengirimkan FIN ke client.
3.Client menerima FIN dan membalas ACK
• masuk pada masa menunggu balasan ACK terhadap dari server
4.Server menerima ACK dan koneksi tertutup.
* SYN : Mengindikasikan bahwa segmen TCP yang
bersangkutan mengandung Initial Sequence Number (ISN).
* ACK : Mengindikasikan field Acknowledgment
mengandung oktet selanjutnya yang diharapkan dalam koneksi. Flag ini selalu
diset, kecuali pada segmen pertama pada pembuatan sesi koneksi TCP.
* FIN : Menandakan bahwa
pengirim segmen TCP telah selesai dalam mengirimkan data dalam sebuah koneksi
TCP. Ketika sebuah koneksi TCP akhirnya dihentikan (akibat sudah tidak ada data
yang dikirimkan lagi), setiap host TCP akan mengirimkan sebuah segmen TCP
dengan flag FIN diset ke nilai 1. Sebuah host TCP tidak akan mengirimkan segmen
dengan flag FIN hingga semua data yang dikirimkannya telah diterima dengan baik
(menerima paket acknowledgment) oleh penerima. Setiap host akan menganggap
sebuah segmen TCP dengan flag FIN sebagai sekumpulan byte dari data. Ketika dua
host TCP telah mengirimkan segmen TCP dengan flag FIN dan menerima
acknowledgment dari segmen tersebut, maka koneksi TCP pun akan dihentikan.
TCP menggunakan proses
jabat tangan yang sama untuk mengakhiri koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin
dua host yang sedang terkoneksi tersebut telah menyelesaikan
proses transmisi data dan semua data yang ditransmisikan telah diterima dengan
baik. Itulah sebabnya, mengapa TCP disebut dengan koneksi yang reliable..
2.
Protokol UDP
UDP ( User Datagram Protocol) adalah
jenis transfer data yang lain dari TCP. UDP mempunyai karateristik
connectionless (tidak berbasis koneksi). Dengan kata lain, data yang dikirimkan
dalam bentuk packet tidak harus melakukan call setup seperti pada TCP. Selain
itu, data dalam protokol UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya
nomor identifier. Sehingga sangat besar sekali kemungkinan data sampai tidak
berurutan dan sangat mungkin hilang/rusak dalam perjalananan dari host asal ke
host tujuan. Tergantung pada host penerima/tujuan, apakah akan meminta kembali
pakcet yang rusak atau hilang. Kelebihan UDP adalah pada saat digunakan pada lightweight
protokol, misalnya saja DNS(Domain Name Service).
1. UDP adalah “datagram-oriented”, sedangkan TCP adalah “session-oriented”. Datagram adalah paket informasi self-contained. UDP berhubungan dengan datagram atau paket individu yang dikirim dari client ke server dan atau sebaliknya.
1. UDP adalah “datagram-oriented”, sedangkan TCP adalah “session-oriented”. Datagram adalah paket informasi self-contained. UDP berhubungan dengan datagram atau paket individu yang dikirim dari client ke server dan atau sebaliknya.
2. UDP adalah connection-less.
Client tidak membangun koneksi ke server sebelum mengirim data, client hanya
mengirim data secara langsung.
3. UDP adalah protokol yang tidak
andal, dalam artian :
* Paket dapat hilang. UDP tidak
dapat mendeteksinya, sehingga pada program aplikasi client – server, metode
transmisi ulang dikarenakan data rusak atau hilang harus dilakukan pada level
aplikasi. Biasanya aplikasi menunggu hingga timeout habis, dan kemudian mencoba
lagi.
* Paket dapat mengalami kerusakan.
Paket UDP berisi checksum semua data dalam paket. Checksum ini memungkinkan UDP
mendeteksi kapan suatu paket mengalami kerusakan. Jika hal ini terjadi, maka
paket tersebut dikeluarkan, dan sebagaimana biasa aplikasilah yang mendeteksi
hal ini dan melakukan transmisi ulang seperlunya.
* Karena UDP adalah
datagram-oriented dan pada level protokol setiap paket berdiri sendiri, maka
UDP tidak memiliki konsep paket sesuai urutan, yang selanjutnya berarti tidak
memerlukan nomor urut pada paket tersebut.
* Karena UDP tidak memerlukan
mekanisme kontrol yang rumit, maka UDP dapat dianggap lebih mudah dan lebih
kecil ( dalam hal baris data dan memori ) untuk diimplementasikan. Namun hal
tersebut juga membuat UDP tidak cocok untuk sejumlah besar data.
Langkah untuk memonitoring protocol sama
dengan TCP menggunakan wireshark perbedaan adalah saat filter mengetikkan
perintah : udp , lalu akan muncul tampilan sebagai berikut
Pada monitoring paket diatas dapat
dianalisa sebagai berikut :
Protokol UDP tidak
perlu adanya setup koneksi terlebih dahulu (hal ini dapat
menyebabkan
tambahan delay) serta sederhana, artinya antara penerima dan pengirim tidak
perlu
menjaga
session atau status koneksi. Protokol UDP tidak perlu kontrol kemacetan koneksi,
artinya UDP dapat mengirimkan per segment tanpa dipengaruhi oleh kesibukan
jaringan.
Protokol
UDP :
●
Didefinisikan dengan RFC 768
●
Menerapkan layanan connectionless :
•
tidak ada handshaking antara pengirim UDP dan penerimanya
•
setiap segment UDP ditangani secara independen dengan segment
UDP
lainnya
●
Kelemahan :
•
segment UDP mungkin akan hilang
•
paket diterima mungkin dalam keadaan yang tidak urut. Jika paket yang
diterima
tidak urut, paket akan dibuang.
●
tidak ada kontrol kemacetan koneksi (congestion control), artinya UDP dapat
mengirimkan per segment tanpa dipengaruhi oleh kesibukan jaringan. Secara
prinsip lapisan transport harus memberikan congestion control ini
selama transmisi terjadi. Congestion dapat terjadi karena terlalu banyak paket
data pada jaringan sehingga membuat unjuk kerja jaringan menjadi menurun. Hal
ini dapat disebabkan, misalnya karena adanya router terlalu penuh buffernya
sehingga memperlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar