— FRAU, MESIN PENENUN HUJAN—
…..
Merakit mesin penenun hujan .. Hingga terjalin terbentuk awan
Semua tentang kebalikan .. Terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu
Keputusan yang tak terputuskan .. Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan .. Kebalikan diantara Kita
……
Kau sakiti aku, kau gerami aku .. Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar .. kau temukan seorang lain yang lebih baik
Dan aku kan hilang .. ku kan jadi hujan
Tapi tak kan lama ku kan jadi awan
……
Diatas adalah lirik lagu Mesin Penenun Hujan dari Frau. Frau adalah seorang musisi baru di Indonesia, baru memiliki satu minialbum saja, namun kekuatan lagunya amat mengesankan.
Dan itulah yang dimiliki oleh Frau. Perempuan dengan rambut ikal panjang … berleher
jenjang, berwajah bundar dan kalem manis ini amat lihai bernyanyi
sambil bermain piano dengan skil yang tidak sekedar bermain dengan not
dasar. Suaranya klasikal, benar-benar cocok dengan penampilannya yang nyeni.
Frau bukanlah orang sastra, dia mahasiswa fakultas non-sastra di UGM.
Umurnya juga belum terlalu lama, masih 21 tahun. Karena lirik-lirik
cintanya yang sastrawi, tidak biasa, dan diaransemen hanya dengan piano,
dia dengan cepat terkenal di kalangan musisi sekaligus seniman.
Mesin Penenun Hujan bercerita tentang hati
yang bersiap-siap untuk patah hati dari segala bentuk kenyamanan yang
selama ini selalu menyelimuti dan membuatnya ceria. Frau menggambarkan
hati seorang gadis yang mulai melihat tanda-tanda tidak sehat dari
pacarnya, merasakan berbagai ketidak-cocokan, menemukan wajah asli
pacarnya yang selama ini disembunyikan selama PDKT demi mendapat cinta
gombal yang sifatnya sementara (status pacar). Frau menggambarkan
(idealnya) ketegaran seorang gadis dengan indah. Seyogyanya seorang
gadis tidak lantas cengeng, galau berkepanjangan. Tapi harus
mempersiapkan segala sesuatu (mulai dari sugesti positif, teman bertukar
pikiran yang membangun, lingkungan yang ceria, kegiatan-kegiatan yang
padat, dll), yang disimbolkan dengan merakit mesin penenun hujan. Meski pasti setiap orang yang patah hati akan merasakan kesedihan (kan jadi hujan),
tapi dengan persiapan yang cukup begitu meraba ketidak-beresan
hubungan, kesedihan akan dengan cepat berganti dengan keceriaan (kan jadi awan).
source : google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar