Sebelum menuju ke tahap yang lebih dalam di Metodologi Penelitian ,langkah awal dalam penelitian yaitu mengidentifikasi, memilih, dan
merumuskan masalah.
Pengertian dari masalah adalah pertanyaan mengenai keterkaitan antara dua atau lebih variabel yang penemuan jawabannya dilakukan dengan menemukan bukti-bukti empirik. Masalah dapat diartikan setiap situasi yang didalamnya terdapat ketidaksesuaian(discrepancy) antara aktual dan ideal yang diharapkan, atau antara apa yang ada(what is) dan seharusnya ada(should be).
Dalam hal memilih
masalah, pada
kesempatan kali ini, penelitian yang nantinya dijadikan sebagai tugas akhir
memiliki judul, yaitu “Analisis Sistem Monitoring Pemakaian Air Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel”. Dan sebelum penentuan judul tersebut,
telah dilakukan beberapa pemilihan masalah terlebih dahulu, sebab nantinya
dapat dijadikan latar belakang dari pemilihan judul dan pembuatan tugas akhir tersebut. Pada
masa sekarang ini perkembangan teknologi memungkinkan layanan komunikasi jarak
jauh tanpa menggunakan kabel yang disebut dengan teknologi nirkabel. Teknologi
nirkabel dewasa ini telah merambah ke segala aspek kehidupan manusia dari
bidang indutsri hingga ke rumah tangga. Salah satu teknologi nirkabel yang sedang popular
adalah jaringan sensor nirkabel (JSN). Jaringan sensor nirkabel adalah teknologi nirkabel yang terdiri dari kumpulan node
sensor yang tersebar di suatu area tertentu. Tiap node sensor memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data dan
dapat berkomunikasi dengan node sensor lainya. Dengan
adanya teknologi jaringan sensor nirkabel dapat dibuat sistem untuk melakukan pengukuran suhu, kelembaban, tekanan, kecepatan aliran,
ketinggian cairan dan sebagainya. Pengukuran dilakukan oleh node
sensor, kemudian node
sensor mengirimkan informasi ke base-station untuk diolah kembali.
Potensi jaringan sensor nirkabel dalam bidang teknologi contohnya adalah dalam pengelolaan teknologi air.
Air merupakan materi penting dan
kebutuhan utama dalam kehidupan manusia, tidak ada manusia yang tidak
membutuhkan air. Dengan demikian, semakin bertambahnya penduduk maka semakin
meningkat pula kebutuhan air yang harus dipenuhi.
Meteran air sangat umum dijumpai pada setiap rumah
pelanggannya, baik di lingkungan perumahan, perkantoran maupun industri yang
bertindak sebagai penghitung besar pemakaian air yang dipakai pelanggan setiap
bulannya. Pada umumnya, meteran air dipasang di tiap rumah yang berlangganan
kepada penyedia air yang memenuhi kebutuhan air penduduk .
Dalam penyaluran air oleh pihak jasa penyedia air,
dibutuhkan proses pengecekan atau monitoring jumlah penggunaan air yang
disalurkan ke masing-masing pelanggan setiap bulan. Selama ini, pelaksanaan
monitoring pemakaian air masih manual, dengan cara mengirimkan petugas secara
periodik untuk mendatangi setiap lokasi alat ukur secara langsung. Sistem
monitoring tersebut sering kali menimbulkan terjadinya banyak kendala dan
kesalahan, sebab sistem tersebut kurang efektif dan efisien serta membutuhkan
banyak tenaga serta menghabiskan banyak waktu. Selain
itu dengan alat yang masih bersifat analog sering terjadi kecurangan yang
dilakukan oleh pelanggan yang tak bertanggung jawab dalam jumlah pemakaian
volume air yang digunakan. Hal ini membuat kalangan mahasiswa tergugah untuk membuat suatu sistem sensor water flow untuk pengukuran
debit air secara digital sebagai
pengganti cara manual yang dilakukan oleh perusahaan air. Sebelumnya telah ada tugas akhir yang membuat sistem
sensor water flow secara digital dengan judul, “Aplikasi Sensor Water Flow untuk Mengukur
Penggunaan Air Pelanggan secara Digital serta Pengiriman Data secara Otomatis
pada PDAM Kota Semarang”. Adapun cara kerja dari sistem ini,
sensor flow water berperan sebagai sensor pengukur debit air. Mikrokontroller
akan mengolah data debit air berupa sinyal digital untuk kemudian ditampilkan
pada LCD. LCD menampilkan data debit dari penggunaan air serta tanggal dan
waktu pengukuran debit air. Mikrokontroller mengirim data penggunaan air, nomor
pelanggan serta waktu pengukuran debit air ke server hosting PDAM kota Semarang menggunakan modem GSM.
Modem GSM akan menghubungkan alat ke server hosting melalui akses
internet. Data akan dikirim dari alat
dan diketahui oleh PDAM serta pelanggan dengan interface web. (Afwah dan
Listya, 2013) Sistem tersebut masih terpaku pada satu mikrokontroller. Fungsi dari
mikrokontroller
ini sebagai pusat
data (membaca data sensor) dan sistem kendali
(mengendalikan
sistem Modem GSM). Namun dengan adanya sistem yang
telah dibuat ini, dirasa
masih mengalami kelemahan, dimana
sistem ini hanya mampu
mendeteksi satu pelanggan dengan satu modem GSM .Kesulitan akan dialami ketika sistem ini digunakan untuk memantau banyak
tempat atau di daerah perumahan, dimana
ada
beberapa lokasi yang tidak bisa
terjangkau oleh sensor
akibat jarak yang relatif jauh.
Apabila pada gedung atau perumahan dipaksakan menggunakan sistem ini, maka beberapa tindakan yang
perlu dilakukan yaitu:
· Memperbanyak
sistem pengukuran debit air untuk menjangkau seluruh
area, tetapi konsekuensinya ada banyak modem GSM yang diperlukan sehingga
menimbulkan pemborosan dan biaya yang mahal serta terjadinya pembebanan pada
server karena satu pelanggan langsung melaporkan ke server, ketika server
tersebut diakses oleh banyak pelanggan maka akan terjadi penumpukan traffic. Akibat yang
ditimbukan adalah tidak praktis jika memaksakan langkah
ini.
· Ada banyak sistem pengukuran
debit air, akan terjadi pemborosan banyak kabel yang digunakan untuk
menghubungkan antara satu system dengan system yang lain. Ada banyak interface Access
point pula
sebagai penghubung antara
sistem pengukuran debit air terhadap server
hosting. Secara teknis, hal
ini akan sulit dilakukan.
Sistem sensor water flow untuk pengukuran debit
air (Afwah dan Listya, 2013), sebenarnya
masih
menggunakan teknologi lama, yang terpaku pada media berupa
kabel. Namun, sekarang
ini penggunaan
media kabel sudah mulai ditinggalkan
dengan munculnya teknologi
wireless / media
nirkabel yang dirasa
lebih praktis dan tidak terpaku pada satu
tempat. Penggunaan teknologi jaringan
nirkabel di Indonesia sudah berkembang dengan pesat, seperti bluetooth, wireless local area network (WLAN), infra merah, dan
lain sebagainya.
Namun, teknologi ini memiliki banyak kekurangan, sebagai
contoh, konsumsi daya yang tinggi, jaringan terlalu kompleks, jarak jangkauan
yang
pendek, ataupun
skala
jaringan yang relatif kecil.
Untuk mengatasi konsumsi daya yang tinggi, transmisi data yang relatif rendah, serta
jangkauan yang relatif
pendek pada jaringan nirkabel, maka
standar teknologi media nirkabel Zigbee
sangat diperlukan
untuk mengatasi permasalahan ini. (Somani
dan Patel, 2012) Sekarang ini teknologi jaringan
nirkabel dapat dikombinasikan dengan teknologi sensor, diantaranya yaitu penerapan teknologi jaringan
sensor nirkabel
untuk pemantauan getaran tanah, “Wireless Sensor Network
for Landslide Monitoring in Nusa Tenggara
Timur”, (Herry
et
al, 2011). Ada pula penerapan
teknologi jaringan
sensor nirkabel
untuk
pengendalian suhu,” Perancangan Sistem Pengendalian Suhu
pada Gedung Bertingkat dengan
Teknologi Wireless
Sensor Network”.
(Sugiarto, 2010) .
Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
a. Bagaimana
membuat sistem pengukuran debit air terdistribusi berbasis jaringan sensor nirkabel.
b.Bagaimana pengaruh RSSI (Received Signal Strength Indicator) Zigbee terhadap jarak
dalam
kondisi tanpa halangan (loss) dan
ada halangan.
c. Bagaimana
pengaruh delay pada proses pengiriman antar node dan coordinator ke server.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar